Ribuan hektar lahan bekas
penambangan bauksit di Kota
Tanjungpinang dan Kabupaten
Bintan, Kepulauan Riau masih
terbiar menjadi lahan tidur.

Padahal, dengan sentuhan tangan-
tangan kreatif, lahan bekas
tambang bauksit tersebut bisa
disulap menjadi lahan produktif
penghasil bahan pangan.

“Kita sudah buktikan, dengan
menggunakan rekayasa coco peat
(serbuk sabut kelapa - red) dan
bahan organik lainnya, lahan bekas
tambang bauksit yang selama ini
jadi “momok” bagi petani, bisa
digarap menjadi lahan pertanian
penghasil bahan pangan,” ungkap
Ketua Bidang Penelitian dan
Pengembangan Asosiasi Industri
Sabut Kelapa Indonesia (AISKI),
Ady Indra Pawennari dalam
keterangan persnya, Senin
(2/12/2013).

Menurut Ady, ujicoba penanaman
jagung di lahan bekas penambangan bauksit itu
terlaksana atas prakarsa Walikota
Tanjungpinang, Lis Darmansyah
dan dukungan perusahaan
pertambangan bauksit di
Tanjungpinang PT Lobindo Nusa
Persada.

“Awalnya, saya usulkan revegetasi
lahan pasca tambang bauksit di
Tanjungpinang dengan tanaman
kayu sengon. Namun, oleh Walikota Tanjungpinang disarankan
ujicobanya dengan tanaman penghasil bahan pangan, seperti
jagung atau singkong. Alhamdulillah, saya pilih jagung
dan hasilnya luar biasa,” papar
Ady.

Ady menjelaskan, teknologi
rekayasa coco peat untuk
pemulihan lahan kritis dan lahan
pasca tambang dipopulerkan oleh
Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi (BPPT). Ujicoba
revegetasi lahan pasca tambang
batubara di Kalimantan Timur dan
lahan pasca tambang niekel di
Sulawesi Tenggara dengan
tanaman kayu sengon berjalan
sukses dan menjadi model di
beberapa daerah lainnya di
Indonesia.

“Insya Allah, dalam waktu dekat,
beberapa perekayasa dari BPPT
akan turun ke Tanjungpinang
memonitor pertumbuhan jagung
yang ditanam di lahan pasca
tambang bauksit ini. Kemungkinan
keberhasilan ujicoba tanaman
jagung ini akan jadi model
penanganan lahan pasca tambang
secara nasional,” tambah Ady.
Keberhasilan ujicoba penanaman
jagung di lahan bekas
penambangan bauksit oleh AISKI
di Sungai Tocah, Kecamatan Bukit
Bestari, Kota Tanjungpinang,
Kepulauan Riau, menuai banyak
pujian setelah dipublikasikan
melalui media jejaring sosial.

“Salut, saya akan berkunjung ke
Tanjungpinang untuk melihat
langsung pertumbuhannya,”
komentar Anggota Komisi VIII DPR
RI, Idris Laena.

Sebagaimana diketahui, coco peat
memiliki sifat mudah menyerap
dan menyimpan air, serta dapat
membantu tanaman beradaptasi di lahan kritis. Coco peat juga
memiliki pori-pori yang
memudahkan pertukaran udara dan masuknya sinar matahari.
Kandungan trichoderma molds-nya, sejenis enzim dari jamur, dapat mengurangi penyakit dalam tanah dan menjaga tanah tetap gembur dan subur.

Sumber : TribunNewsDotCom

Berita

AISKI Sulap Lahan Tambang Bauksit Jadi Penghasil Jagung

Posted by Admin  | 

Ribuan hektar lahan bekas
penambangan bauksit di Kota
Tanjungpinang dan Kabupaten
Bintan, Kepulauan Riau masih
terbiar menjadi lahan tidur.

Padahal, dengan sentuhan tangan-
tangan kreatif, lahan bekas
tambang bauksit tersebut bisa
disulap menjadi lahan produktif
penghasil bahan pangan.

“Kita sudah buktikan, dengan
menggunakan rekayasa coco peat
(serbuk sabut kelapa - red) dan
bahan organik lainnya, lahan bekas
tambang bauksit yang selama ini
jadi “momok” bagi petani, bisa
digarap menjadi lahan pertanian
penghasil bahan pangan,” ungkap
Ketua Bidang Penelitian dan
Pengembangan Asosiasi Industri
Sabut Kelapa Indonesia (AISKI),
Ady Indra Pawennari dalam
keterangan persnya, Senin
(2/12/2013).

Menurut Ady, ujicoba penanaman
jagung di lahan bekas penambangan bauksit itu
terlaksana atas prakarsa Walikota
Tanjungpinang, Lis Darmansyah
dan dukungan perusahaan
pertambangan bauksit di
Tanjungpinang PT Lobindo Nusa
Persada.

“Awalnya, saya usulkan revegetasi
lahan pasca tambang bauksit di
Tanjungpinang dengan tanaman
kayu sengon. Namun, oleh Walikota Tanjungpinang disarankan
ujicobanya dengan tanaman penghasil bahan pangan, seperti
jagung atau singkong. Alhamdulillah, saya pilih jagung
dan hasilnya luar biasa,” papar
Ady.

Ady menjelaskan, teknologi
rekayasa coco peat untuk
pemulihan lahan kritis dan lahan
pasca tambang dipopulerkan oleh
Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi (BPPT). Ujicoba
revegetasi lahan pasca tambang
batubara di Kalimantan Timur dan
lahan pasca tambang niekel di
Sulawesi Tenggara dengan
tanaman kayu sengon berjalan
sukses dan menjadi model di
beberapa daerah lainnya di
Indonesia.

“Insya Allah, dalam waktu dekat,
beberapa perekayasa dari BPPT
akan turun ke Tanjungpinang
memonitor pertumbuhan jagung
yang ditanam di lahan pasca
tambang bauksit ini. Kemungkinan
keberhasilan ujicoba tanaman
jagung ini akan jadi model
penanganan lahan pasca tambang
secara nasional,” tambah Ady.
Keberhasilan ujicoba penanaman
jagung di lahan bekas
penambangan bauksit oleh AISKI
di Sungai Tocah, Kecamatan Bukit
Bestari, Kota Tanjungpinang,
Kepulauan Riau, menuai banyak
pujian setelah dipublikasikan
melalui media jejaring sosial.

“Salut, saya akan berkunjung ke
Tanjungpinang untuk melihat
langsung pertumbuhannya,”
komentar Anggota Komisi VIII DPR
RI, Idris Laena.

Sebagaimana diketahui, coco peat
memiliki sifat mudah menyerap
dan menyimpan air, serta dapat
membantu tanaman beradaptasi di lahan kritis. Coco peat juga
memiliki pori-pori yang
memudahkan pertukaran udara dan masuknya sinar matahari.
Kandungan trichoderma molds-nya, sejenis enzim dari jamur, dapat mengurangi penyakit dalam tanah dan menjaga tanah tetap gembur dan subur.

Sumber : TribunNewsDotCom

05.21 Share:
Arang tempurung kelapa yang lebih dikenal dgn sebutan "Emas Hitam" di kalangan pebisnis arang Internasional, laris manis di negeri "Tirai Bambu", China...!!!















Gallery

Emas Hitam Indonesia Laris Manis di Negeri Tirai Bambu China

Posted by Admin  | 

Arang tempurung kelapa yang lebih dikenal dgn sebutan "Emas Hitam" di kalangan pebisnis arang Internasional, laris manis di negeri "Tirai Bambu", China...!!!















00.17 Share:
Mengolah Sampah Jadi Komoditi Bernilai Emas...!!!

Ditengah keterpurukan petani akibat anjloknya harga buah kelapa hingga Rp650/butir, diharapkan sabut kelapa dapat menjadi dewa penolong. Para ahli, peneliti, perekayasa dan pelaku usaha, mari kita buktikan bahwa sabut kelapa dapat mengubah "kemiskinan" ke taraf yang lebih baik.

Ayo...!!! Mari kita memasyarakatkan penggunaan sabut kelapa untuk kebutuhan hidup kita. Asosiasi Industri Sabut Kelapa Indonesia (AISKI) sudah memulai produksi batako, media tanam dan bahan bakar dari serbuk sabut kelapa (coco peat) dan tali, coco sheet, jok mobil dari serat sabut kelapa (coco fiber).












































Gallery

Proses Pengolahan Sabut Kelapa dari Hulu ke Hilir

Posted by Admin  | 

Mengolah Sampah Jadi Komoditi Bernilai Emas...!!!

Ditengah keterpurukan petani akibat anjloknya harga buah kelapa hingga Rp650/butir, diharapkan sabut kelapa dapat menjadi dewa penolong. Para ahli, peneliti, perekayasa dan pelaku usaha, mari kita buktikan bahwa sabut kelapa dapat mengubah "kemiskinan" ke taraf yang lebih baik.

Ayo...!!! Mari kita memasyarakatkan penggunaan sabut kelapa untuk kebutuhan hidup kita. Asosiasi Industri Sabut Kelapa Indonesia (AISKI) sudah memulai produksi batako, media tanam dan bahan bakar dari serbuk sabut kelapa (coco peat) dan tali, coco sheet, jok mobil dari serat sabut kelapa (coco fiber).












































00.11 Share:
Get updates in your email box
Complete the form below, and we'll send you the best coupons.

Deliver via FeedBurner

Labels

Text Widget

About Us

Proudly Powered by Blogger.
back to top