Asosiasi Industri Sabut Kelapa Indonesian (AISKI) adalah organisasi independen non partisan yang pendiriannya diprakarsai oleh Dewan Kelapa Indonesia (DEKINDO) pada tanggal 27 November 2010. AISKI adalah organisasi atau perkumpulan para pelaku industri sabut kelapa (perorangan, perusahaan, koperasi) yang didirikan atas dasar kesamaan bidang usaha yaitu bidang industri pengolahan dan usaha perdagangan sabut kelapa dan produk turunannya.
Pada awal pendiriannya, Assosiasi Industri Sabut Kelapa Indonesia (AISKI) hanya beranggotakan 20 unit usaha. Namun, seiring dengan perkembangannya, kini AISKI telah memiliki 75 anggota yang tersebar di daerah-daerah sentra penghasil buah kelapa di Indonesia. Jumlah ini sudah mencapai kurang lebih 50 persen dari total unit usaha pengolahan dan perdagangan sabut kelapa dan turunannya di Indonesia.
Sektor industri yang digarap AISKI ini merupakan implementasi dari Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional yang mengamanatkan pengembangan 6 cluster industri prioritas termasuk di dalamnya pengembangan industri agro diantaranya industri olahan kelapa dan turunannya.
Sejak pendiriannya, AISKI telah menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, antara lain dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) terkait pemanfaatan teknologi BiTumMan (Biji Tumbuh Mandiri), media pertumbuhan tanaman hasil rekayasa serbuk sabut kelapa (coco peat), gambut, mikoriza dan bakteri rizosfir untuk mendukung kegiatan revegetasi lahan kritis dan pasca tambang.
Selain itu, AISKI juga menjalin kerjasama dengan PT. Arun NGL, perusahaan gas alam cair terbesar di Indonesia untuk mengengbangkan industri sabut kelapa di Provinsi Aceh. Program kerjasama ini merupakan bentuk kepedulian AISKI – PT. Arun terhadap pengembangan potensi daerah untuk meningkatkan lapangan kerja dan kesejahteraan masyarakat. Diharapkan, kerjasama kemitraan seperti ini juga diikuti perusahaan lainnya di Indonesia
00.54
Share:
About 