KAMI Siap Dukung Pemerintah Wujudkan Swasembada Pangan tahun 2014

Posted by Admin  | 


Asosiasi Industri Sabut Kelapa Indonesia (AISKI) Alhamdulillah, telah menyatakan kesiapannya mendukung pemerintah mewujudkan swasembada pangan tahun 2014.

Pernyataan ini sejalan dengan keberhasilan ujicoba dan simulasi penanaman singkong di lahan marginal yang dilakukan AISKI dengan menggunakan media tanam serbuk sabut kelapa atau coco peat.

Problem lahan marginal dan miskin hara, sudah bisa diatasi dengan treatment coco peat. Singkong yang biasanya hanya bisa dipanen sebanyak 100 ton per hektare, bisa ditingkatkan hingga 800 ton per hektare dengan menggunakan coco peat,” ungkap Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan AISKI, Ady Indra Pawennari di Jakarta, Sabtu (19/1/2013).

Menurut Ady, manfaat coco peat yang dapat meningkatkan produktivitas lahan yang marginal dan miskin hara adalah jawaban yang tepat untuk segera menghentikan impor bahan pangan, khususnya singkong.
Buah Singkong AISKI

Dengan bibit singkong Formula Satu (F-1) yang di-treatment dengan coco peat, AISKI yakin swasembada singkong akan tercapai.

“Tahun lalu, kita dikejutkan dengan impor singkong dari Thailand, Vietnam, dan China. Insya Allah, tahun depan kita sudah siap ekspor singkong. Jangan ragu-ragu lagi, dengan coco peat kita bisa wujudkan swasembada singkong,” kata Ady meyakinkan.

Berdasarkan data Kementerian Pertanian, potensi lahan untuk pengembangan tanaman singkong, masih sangat besar yaitu lahan tidur seluas 5,84 juta hektare dan lahan sawah tadah hujan 1,18 juta hektare.

Pemerintah menargetkan produksi singkong pada 2014 mencapai 27,6 juta ton dengan luas lahan tanaman 1,5 juta hektare.

“Dalam hitungan ujicoba dan simulasi AISKI, baik di lahan subur maupun lahan marginal dan miskin hara, produksi singkong dengan menggunakan treatment coco peat dapat ditingkatkan menjadi 500-800 ton per hektare. Jadi, untuk mencapai target 27,6 juta ton itu, AISKI hanya butuh lahan seluas 55 ribu hektare,” jelas Ady.

Ady mengakui masih kesulitan memasyarakatkan penggunaan coco peat kepada petani dan perusahaan-perusahaan pertanian dan perkebunan di Indonesia. Berbeda dengan perusahaan pertanian dan perkebunan di negara-negara maju, seperti China, Korea, Jepang, Jerman, Italia, Kanada, dan Spanyol.

“Sampai saat ini, 95 persen penyerapan coco peat Indonesia, masih pasar ekspor. Padahal, manfaatnya luar biasa untuk meningkatkan sektor pertanian dan perkebunan dalam negeri. Andai saja penggunaan coco peat ini sudah memasyarakat di kalangan petani, nilai impor bahan pangan Indonesia yang mencapai angka Rp 90 triliun per tahun dapat dikurangi,” tambahnya.

Ady menceritakan hasil ujicoba dan simulasi yang dilakukan koleganya, Tiara di Samarinda, Kalimantan Timur. Dengan menggunakan coco peat sebagai media tanam, ia sukses memanen singkong siap jual sebanyak 800 ton di lahan seluas 1 hektare.

Bibit singkong yang dibudidayakan Tiara di Samarinda bukanlah bibit singkong biasa, tapi bibit hasil inkubasi DNA (deoxyribosenucleid acid) singkong dari Taiwan dan singkong asli Kalimantan Timur.

“Hanya masa panen, daun dan warna singkong yang beda. Kualitas dan rasanya sama dengan singkong lokal, empuk dan gurih saat digoreng,” katanya.
Singkong
Singkong
Sebagaimana diketahui, untuk dapat berproduksi optimal, tanaman singkong membutuhkan curah hujan 150-200 mm pada umur 1-3 bulan, 250-300 mm pada umur 4-7 bulan, dan 100-150 mm pada fase menjelang dan saat panen.

Namun, dengan kemampuan serbuk sabut kelapa yang dapat menyerap dan menyimpan air 300 persen lebih dari kemampuan lahan, menjadikan tanaman singkong dapat tumbuh survive di musim kemarau.

Serbuk sabut kelapa memiliki kandungan trichoderma molds, sejenis enzim dari jamur yang dapat mengurangi penyakit dalam tanah, menjaga tanah tetap gembur, subur dan memudahkan umbi pada tanaman singkong tumbuh dengan cepat, besar dan panjang.




Selain itu, ia juga memiliki pori-pori yang memudahkan terjadinya pertukaran udara, dan masuknya sinar matahari. Di dalam coco peat juga terkandung unsur-unsur hara dari alam yang sangat dibutuhkan tanaman, berupa kalsium (Ca), magnesium (Mg), natrium (Na), nitrogen (N), fospor (P), dan kalium (K).

Sumber : tribunnews.com

23.32 Share:
About Naveed Iqbal

Nulla sagittis convallis arcu. Sed sed nunc. Curabitur consequat. Quisque metus enim venenatis fermentum mollis. Duis vulputate elit in elit. Follow him on Google+.

Get updates in your email box
Complete the form below, and we'll send you the best coupons.

Deliver via FeedBurner

Labels

Text Widget

About Us

Proudly Powered by Blogger.
back to top